fairytale : part 15 "i did again"

"KRINGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG"
"aaaaaaaaaaaaaa! brisik" ujar gue lalu mematikan jam weker yang selalu menghancurkan tidur indah gue.
gue pun melangkahkan kaki gue menuruni anak tangga, menggunakan daster ungu seperti biasanya, liburan gue pun di mulai, gak kerasa gue udah naik kelas 2. gue pun duduk di sofa, memejamkan mata dan membayangkan betapa indahnya hidup gue kalo lagi tidur.
"heh!" satu bantal kecil pun melayang ke kepala gue
"apaan deh lo ko, ganggu gue aja, dipikir gak sakit apa" ujar gue kepada ko morgan yang seperti biasa selalu membuat gue jengkel
"kemana lo hari ini? gue mau pergi ntar " ujar ko morgan
"no where, mau kemana lo?"
"mau nge-gym, knape? mau ikut lagi?"
"ngak lah,ngapain gue nge-gym. ternyata masih ada yah koko yang tega ninggalin adik perempuannya yang ditinggal pergi nyokap sama bokanya ke london " ujar gue dengan maksut meledek gue
"hmm, ternyata masih ada yah cewe yang bilang gak demen sama tuh cowo tapi pas kokonya mau jemput dia di sekolah, kokonya liat tangannya di pegang sama tuh cowo" balas ko morgan meledek gue
"ih, apaan sih lu ko, siapa juga yang pegangan tangan" oceh gue
"ngerasa?"
"iihhhhhh! lu tuh nyebelin banget si ko"
"hahaha, eh lu suka ye sama rafael?"
"yee,apaan coba,kemaren tuh gue lagi sedih aja,makanya dia nenangin gue, itu aja kok"
"ah masa? lu suka kan sama dia? iya kan? ngaku aja lo" ujar ko morgan sambil tertawa
"aapaan sih ko, aku gak suka sama rafael "
"ehemm, kayaknya gue denger ada yang sebut nama gue" rafael pun datang sambil membawa segelas susu coklat
"aliena suka tuh sama lo raf" triak ko morgan sambil tertawa terbahak-bahak
"ko morgan!" triak gue kencang sambil melemparkan pukulan perih di tangannya
"aw! gila lo, sangar banget sama koko sndiri"
"lagian,lo nya sih, kenapa sih ko, gak bisa ngeliat gue tenang dikit aja, selalu lu jailin"
"nah lo, siapa suruh jadi ade gue? kalo ngak lu siapa lagi yang gue jailin?" tanya ko morgan sambil tertawa
gue pun hanya diam dan memasang muka yang super bete.
"eh raf,nanti jadi kan? badan gue bentar lagi sispect nih" ujar ko morgan sambil menunjukan otot tangannya
"sispect apa coba, gitu di bilang sispect, aneh" ujar gue bete
"ah elo, gak demen aja gue tinggal nge-gym ntar, tuh kan ada dvd barbie lu, nontonin sono semua" ujar ko morgan sambil tertawa
"gue gak ikut deh gan" ujar rafael
"loh? kenape?"
"gue mau ke tempat anak-anak jalanan bentar lagi, udah lama gue gak ke sono" ujar rafael
"eh raf, gue ikut dong" sahut gue memotong pembicaraan antara ko morgan dan rafael
"yaudah, terserah "
"tapi gue mau ke rumah sakit dulu bentar, mau ngejenguk niki, nanti gue nyusul aja ke sana "
"gak usah, gue temenin aja skalian ke rumah sakit biar gak ribet lu gak usah bawa mobil lagi" ujar rafael sambil meminum susu coklatnya itu
"yaudah, gue siap-siap dulu deh" sahut gue
"mantap, gue menganggu dua sejoli yang akan bemesraan" ujar ko morgan dengan nada yang sedikit meninggi
"ko morgaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!" tirak gue berlari yang mengejar ko morgan yang sudah terlebih dahulu berlari ke atas, emang udah jadi kebiasaan gue dari kecil kejar-kejaran sama ko morgan yang super rese tapi juga super baik (?) hah lupakan. gue pun bersiap dan langsung menuju rumah sakit sambil membawa buah-buahan segar untuk niki
"nikiii!" triak gue saat membuka pintu rumah sakit
"aliena, hey . sama siapa ke sini?" tanya niki yang terbaring
"sama rafael nih, skalian gue mau pergi sama dia" ujar gue singkat
"loh? mau kemana?"
"mau ke tempat anak-anak jalanan nik, sorry yah gue gak bisa lama-lama"
"lo kan janji mau ajak gue ketempat mereka al?" tanya niki sambil tersenyum
"lu yakin ? lu yakin bisa ke sana nik? dokter lu ngebolehin?" tanya gue serius
"bisa lah al, gue masih kuat kok! lagian dokter gue juga pasti ngebolehin"
akhirnya gue,niki dan rafael pergi ke tempat tersebut, range rover hitamnya rafael sudah terpakir di situ, gue dan rafael pun membantu niki untuk duduk di kursi rodanya
"halooooo " triak gue dengan gembira
"kak aliena, kak rafael" triak anak-anak tersebut dengan penuh senyuman
"nih, kenalin . ini namanya niki, coba gimana kalo ketemu orang baru?" tanya rafael kepada mereka semua
"hallo kak niki" triak mreka semua lalu mengerumuni kursi roda niki. gue pun melihat muka niki yang memucat .
"nik, muka lu pucat, lu ngak apa-apa? kita balik yah kerumah sakit?" tanya gue kepada niki
"ngak apa kok al, gue gak apa-apa, muka pucat udah biasa,gue kan baru dateng, masa langsung balik?" ujar niki dengan suara yang lembut
kami ber-3 pun bemain-main bersama anak-anak jalanan itu, kami mengajari mereka banyak hal, kami makan bareng, ngobrol bareng,sharing tentang kehidupan kami.
"kak aliena!" triak salah satu dari mereka
"kenapa de?" tanya gue
"itu kak, kak niki di sana pingsan!" gue dan rafael pun shock mendegarnya, gue pun langsung lari ke arah niki, dengan cepat gue dan rafael meninggalkan tempat itu, dan menuju ke rumah sakit, niki pun langsung di bawa ke ugd. gue pun menghubungi kedua orang tua niki dan juga gue menghubungi reza. 30 menit kemudian mereka ber3 datang bersamaan
"aliena, kenapa sama niki? ada apa sama dia al?" tanya tante ita
"tadi aku bawa dia ketempat anak-anak jalanan tante,pas lagi disana niki pingsan tiba-tiba aku juga ngak tau kenapa" jawab gue
"kenapa kamu bawa dia kesana al? kan dia lagi sakit" tanya om danar
"maaf om, tante, aku sama skali gak mau ngajak niki tapi dia nya yang mau, aku udah tanya beberapa kali sama dia dan dia tetep minta aku bawa dia kesana" ujar gue gugup
sekitar 15 menit dokter keluar dari ugd
"dok,gimana keadaan anak saya dok?" tanya tante ita
"niki tidak apa-apa, hanya saja, ataksia niki sudah menjalar ke penglihatannya" ujar dokter
"maksut dokter? niki buta?!" tanya tante ita terkejut
"saya sangat menyesali kejadian ini, tapi ataksia niki sudah tidak bisa dihindari,maaf.sekarang orang tua niki boleh masuk,tapi yang lain saya sarannkan nanti saja,saya takut niki menjadi sedih" ujar dokter yang memeriksa niki lalu pergi. tante ita dan om danar langsung masuk ke dalam , tak lama kemudian gue mendengar isak tangis dan teriakan dari niki, gue yakin, dia belum bisa terima kenyataan kalo dia harus buta, itu membuat gue sedih dan gue gak bisa menahan tangisan gue
"praaaaaaaaaaaak!" reza menonjok tembok rumah sakit niki di rawat
"kenapa sih al lu bawa dia ke sana? lu kan tau keadaan dia tuh gak memungkinkan" bentak reza  kepada gue
"guue . ggue ,gue sama skali gak bermaksut kayak gitu za, sumpah demi Tuhan gue gak tau kalo semuanya bakal kayak gini" ujar gue sambil menangis
"apa lo sengaja buat dia makin parah?! iya?!" bentak reza lagi
"demi Tuhan za gue gak bernah berpikiran kayak gitu"
"alah, ngomong sana lo!" triak reza
"heh! asal lo tau yah, niki yang maksa buat di bawa kesana, aliena aja udah nanya beberapa kali sama niki , tapi niki tetep maksa! gak usah lu marah sama aliena, ini bukan salah dia! aturan tuh lu mikir,kenapa saat itu lu gak ada di sana,jadi lo bisa cegah niki buat ikut sama aliena!" triak rafael sambil mendorong reza,lalu dia menarik gue keluar , duduk di taman untuk menenangkan diri
"udah yah, ini semua bukan salah lo, ini emang udah takdir" ujar rafael sambil merangkul gue
"gue .. kenapa sih? kenapa harus gue yang buat niki kayak gini? gue pikir ini bakal buat niki seneng, ternyata? ini malah bikin dia menderita raf" ujar gue sambil terus menangis
"please stop nyalahin diri lu sendiri, lu udah usaha dan dokter emang udah bilang kan kalo niki bakal kehilangan matanya, jadi ini emang udah jalannya"
sementara gue terus menangis,rafael terus menenangkan gue dan membawa gue pulang, gue belom siap buat ketemu sama niki yang sekarang sudah kehilangan matanya buat selamanya