Jumat, 01 Juli 2011

fairytale : part 9 "out there"

"non aliena" kupin gue pun mendengar suara bi ijah yang super cempreng yang memanggil gue dari arah dapur
"apaan sih bi? kuping aku pecah lama-lama"
"maaf non, nih ada kiriman buat non" ujar bi ijah tertawa sambil memberikan seikat bungan lavender berwana ungu dengan kartu ucapan di sela-sela kembang bunya itu
"ha? dari siapa bi?" tanya gue bingung
"gak tau non, tadi pas bibi mau nanya sama kurirnya eh dia malah langsung pergi"
"oh, yaudah deh bi, siapin sarapan yah aku mau ke kamar dulu" ujar gue sambil melangkahkan kaki ke anak tangga
"siapa nih yah kasih? aneh " ujar gue sambil membuka kartu ucapan yang ada di bunga itu
isinya :


lain kali kalo sedih telphone gue aja
081788252xxx
gue tunggu jam 3 sore di taman bunga menteng
                                                  (xxx)

bahkan di kartu ucapannya gak ada nama pengirimnya, gimana coba gue tau dari siapa? terlintas di pikiran gue ini orang super pede, emang nya gue mau dateng nanti? males banget.
gue pun memutar lagu california king bed - rihanna di mp3 player , merebahkan badan di atas kasur dan memejamkan mata selama sekitar 5 menit lalu membuka mata dan melihat bunga yang tadi pagi gue terima, gue pun mencium harum lavender bungan tersebut
"hmmm, well siapa pun yang kasih ini bunga ke gue, boleh juga lah dia tau serela gue, tapi siapa?" ujar gue sambil berpikir
gue pun beranjak bangun, mengganti bunga mawar yang ada di pot bunga di meja gue dengan bunga lavender itu
berbagai aktivitas gue lakukan , mandi , makan, baca novel, denger lagu dan masih banyak lagi . gak kerasa saat gue melihat jam di dinding kamar gue, sudah menunjukan pukul 14.28
karna gue penasaran gue pun memutuskan untuk bersiap-siap ke taman bunga, gue pun melaju dengan supir gue ke tempat itu.
"mana nih orangnya? kok gak ada?" pikir gue dalam hati sambil duduk di suatu bangku panjang yang menghadap ke arah danau, gue mengeluarkan handpone gue dan mulai melephone nomor tadi
"ih? aneh kok di reject"
"ehem" gue pun mendengar suara rafael
"lo? lo ngapain disini?" tanya gue
"emangnya gak boleh?"
"ya terserah lo" ujar gue sinis
"suka?"
"suka apaan?"
"bunga nya lah, apa lagi, pura-pura bego"
"bunga? jadi lo yang kirimin bunga ke rumah gue?"
"yap, hahahha" ujar rafael sambil tersenyum dan tertawa
"ngapain coba lu kasih gue bunga, pake suruh gue telphone lu lagi kalo sedih, trus udah gak ada nama pengirimnya, aneh"
"gue kan cuman mau ngehibur lu aja, dari pada lu sedih terus gara-gara niki? mending lu ikut gue" ujar rafael lalu menarik tangan gue
"eh, mau kemana?"
"udah ikut aja"
gue pun memasukin range rover hitam miliknya, rafael pun melaju kencang ke kawasan sudirman, di perjalanan rafael berhenti mampir sebentar untuk membeli makanan di sebuah restoran, gue pun menunggu di mobil, 15 menit kemudian, dia keluar dengan beberapa box makanan
"buat apaan tuh?" tanya gue
"buat dimakan lah" jawab rafael lalu melanjutkan perjalanan
 sekitar 28 menit yaa hampir 30 menit lah mobil yang gue naiki berhenti tepat di bawah jembatan yang penuh dengan anak kecil dengan wajah murung, baju yang compang camping dekil gak beraturan
"lu ngapain bawa gue ke sini? lu pikir gue pemulung apa" ujar gue sinis
"udah ikut aja" rafael pun keluar dari mobil sambil membawa box makanan yang tadi ia beli
gue melihat ekspresi wajah anak-anak itu berubah setelah melihat rafael membawa makanan, rafael pun membagikan makanan itu kepada anak-anak tersebut, terlihat jelas mreka semua kelaparan, mreka makan sangat lahap
"aliena, sini" triak rafael
gue pun berjalan perlahan ke arah mreka dengan rasa penuh iba
"semua, ini kak aliena, dia temen kakak" ujar rafael dengan wajah penuh senyum dan semangat
"hallo ka aliena" gue mendengar jeritan anak-anak yang bersemangat makan itu, mreka semua tersenyum ke arah gue, walaupun gue tau, sebenarnya mreka semua sedih karna keadaan mreka
"h..ha..hallo" ujar gue dengan suara tersendak dan memberikan senyuman kepada mereka
"kenapa lo?" tanya rafael
"mreka siapa?"
"mreka semua adik asuh gue, mreka gak punya biaya buat sekolah, orang tua mreka juga udah gak ada, jadi gue asuh mreka aja, kadang gue juga ngajarin mreka baca sama nulis, kadang juga gue adain bakti sosial buat nyumbangin baju-baju , buku-buku bekas  buat mereka pake"
"kenapa lo gak masukin mereka ke panti asuhan aja?"
"gak segampang itu, lagian gue mau mreka tetep berusaha buat ngelanjutin kehidupan dan pendidikan mreka walaupun keadaan mreka susah kayak gini, gue gak mau manjain mereka"
gue terdiam, gue gak nyangka rafael yang kaya dan nyebelin aja masih peduli sama orang yang kekurangan kayak mereka, sedangkan gue? hidup gue berkecukupan, nyokap ada bokap ada, gue bisa skolah di skolah yang bagus, baju-baju gue menumpuk tapi gue masih mau ngikutin mode, gue pun berusaha menahan air mata gue agar gak keluar.
"heh! bengong!" triak rafael
"ha? ah iya tadi lg gak connect aja otak gue" ujar gue sambil tertawa kecil
"udah, lu tunggu sini aja, gue mau ajarin mreka baca sama nulis" rafael pun meninggalkan gue dan mulai mengajari anak-anak itu. dari wajah mereka benar-benar terlihat kalo mereka senang sama rafael, ekspresi ingin tahu dan mau belajar terlihat di wajah mereka, gue pun melihat wajah rafael yang selalu tersenyum mengajar mereka
"kak aliena, sini dong, gabung sama kita!" triak salah satu dari sekumpulan anak kecil itu
"iya" ujar gue sambil tersenyum dan berjalan ke arah mreka
"kakak gak mau ajarin kita juga?"
"ha? "
"lu gak mau bantuin gue ngajar mreka al?" tanya rafael
"dengan senang hati" ujar gue sambil tersenyum ke arah rafael dan anak-anak kecil tersebut, gue pun mengajari mereka menulis, membaca, menghitung . tak lama rafael mengambil gitar dan memulai memainkan sebuah intro lagu laskar pelangi
mreka semua pun bernyanyi dengan penuh semangat
"menarilah dan terus tertawa , walau dunia tak seindah surga , bersyukurlah pada Yang Kuasa , cinta kita di dunia selamanya "
sekarang gue mulai mengerti, apa arti hidup sebenarnya, bukan merek baju apa yang kita pake, berapa uang yang kita punya tapi keinginan kita untuk melaju di jalan hidup kita yang udah di rancang sama Tuhan . 
gue pun melihat jam di tangan kiri gue, gak kerasa udah jam 17:56 , gue dan rafael pun bermaksut buat pamit sama mreka semua, 

"jangan bosen yah kak main sama kita" ujar salah satu anak laki-laki yang masih kecil kepada gue
"tenang, aku bakal sering main kok ke sini" sahut gue sambil tersenyum
lalu gue dan rafael pun memasuki mobil, melambaikan tangan kepada anak-anak yang tersenyum kepada kami, badan gue terasa letih menghabiskan waktu bersama anak-anak tadi , tapi setidaknya gue sudah senang bisa berbagi sama mereka dan belajar arti hidup sama mereka.
"cape lo?" tanya rafael
"ha? iya, hahah tapi asik juga yah main sama mreka"
"gitu dong, seneng . daripada lu mikirin hal yang buat lu sedih, mendingan lu main sama mreka"
"kok bisa sih, orang kayak lu ..."
"apa? bingung gue bisa kayak gitu sama mreka? iya?" rafael pun memotong pembicaraan gue
"ya abis gue bingung aja, orang kayak lo, yang kaya, nyebelin, rese, tapi bisa sebaik itu sama mereka" 
"siala lo" ujar rafael lalu memukul kepala gue
tak terasa mobil rafael sudah ada di depan rumah gue, gue pun turun dari mobil berjalan ke depan pagar rumah dan rafael pun membuka kaca mobilnya
"thanks yah lu udah mau bantuin gue ajarin mereka" ujar rafael
"sama-sama, hahaha, jangan bosen-bosen yah ajak gue ke sana"
"sip, gampang, gue balik ya, bye " ujar rafael lalu melajukan mobilnya dengan cepat
gue pun memasuki halaman rumah gue, lalu berjalan ke kamar dan merebahkan diri, gue pun berpikir gue udah dapet pelajaran hidup dari rafael, dan anak-anak kecil itu, awalnya gue pikir, semua itu hanya ada di dongeng, tapi ternyata baru aja gue menjalaninya dan itu bukan mimpi 

Tidak ada komentar: